Menyicip Jajanan Khas Tebingtinggi Deli
Kalau hendak raon-raon dari Medan ataupun dari Bandara
Kuala Namu menuju Danau Toba ataupun sebaliknya, kalian akan melintasi satu
kota yang elok, ramah penduduknya, satu kota yang dibelah oleh sungai padang, itulah
Kota Tebingtinggi Deli. Jika melintas, sempatkanlah untuk singgah dan jangan
kalian lewatkan untuk menyicip satu jajanan khas kota tebingtinggi, yaitu
Lemang.
Lemang merupakan makanan dari beras ketan (pulut) yang dimasak di dalam bambu, setelah sebelumnya digulung dengan daun pisang muda dan dicampur dengan santan kelapa yang lemak. Gulungan daun pisang muda berisi beras ketan (pulut) bercampur santan kelapa ini kemudian dimasukkan ke dalam bambu lalu dibakar sampai matang di atas tungku panjang yang ada bara apinya. Konon Lemang Tebingtinggi disebut lemang batok karena bara apinya berasal dari batok kelapa yang dibakar.
Lemang Tebingtinggi ini rasanya begitu gurih/ pulen dan lemak. Baunya yang
khas ditambah dengan aroma wangi daun pisang. Lemang
lebih nikmat disantap hangat-hangat dan lebih sedap lagi bila dimakan dengan “teman”,
antara lain dapat dicocol dengan gula pasir, selai srikaya, tapai ketan, rendang
daging bahkan durian.
Kota Tebing Tinggi Tempo Dulu
Ada cerita menarik ketika saya berada di Kutacane,
Aceh. Teman satu kantor mengajak untuk bersantap lemang, dengan mengendarai
mobil kami berangkat menuju daerah Kuning, Kutacane. Setelah membeli, kami
kembali ke kantor, di jalan saya bermaksud membeli selai srikaya sebagai teman
makan lemang, dua teman kantor saya penasaran apa jadinya jika lemang
bertemankan srikaya. Setelah dimakan ternyata rasanya lebih rame, dan mereka
mengakui lebih enak setelah ber”teman” dengan srikaya. Sebagai penggemar kuliner, jujur saja, lemang
Tebingtinggi masih lebih enak daripada lemang kutacane, lemang tebingtinggi
lebih pulen, lembut tidak terlalu kelas dan lemak pula.
Pusat penjualan lemang di Tebingtinggi berada di ruas
jalan Jl. KH Ahmad Dahlan, seberang Mesjid Raya Nur Addin Tebingtinggi,
masyarakat lebih mengenalnya dengan nama Tjong Afie (Cong Api). Dijual di gerobak kaki lima berderet-deret
sepanjang jalan. Untuk harga lemangnya perbilah bambu dihargai Rp20.000 untuk
yang kecil dan Rp35.000 untuk yang besar, sedangkan untuk selai srikayanya
seharga Rp10.000.
Selain di Cong A Pi, beberapa tahun terakhir banyak juga terdapat
pedagang lemang diperlintasan jalan, dari tebing menuju desa sukadamai arah ke
medan, tepatnya di PTPN Rambutan.
Posting Komentar untuk "Menyicip Jajanan Khas Tebingtinggi Deli"
Berkomentar dengan santun dan baik. Utamakan akhlak.