Rumah Pohon di Tengah Hutan Leuser (Blangkejeren - Gayo Lues)
Ini kali
keempat saya berangkat raon-raon (Bahasa medan-nya jalan-jalan) menuju
Blangkejeren, di Kabupaten Gayo Lues. Kali ini saya berangkat berdua dengan
istri, menggunakan mobil jenis city
car, yang membuat saya agak khawatir. Awalnya saya sedikit ragu, mengingat
medan menuju blang,
sebutan untuk blangkejeren, lumayan berliku, dikiri dan kanannya diselimuti
hutan tropis yang rame dengan jurang, serta ada beberapa titik lokasi yang
sering terjadi longsor, yang mengakibatkan badan jalan rusak dan berlumpur.
Namun it’s okay, pantang pulang sebelum berperang.
TOURING KUTACANE - BLANGKEJEREN
Hotel
Sarah Juli. Demikian nama hotel yang jadi tujuan kami. Ini kali kedua saya
menginap di hotel ini, Sarah Juli sedikit berbenah, wajahnya dipoles, menyisakan tempat parkir yang
lebih luas untuk pengunjung.
Sore itu,
rasanya terang belum hendak pergi memberi tempat bagi gelap. Kami bergegas
menuju Blangsere, sebuah perkampungan yang rame akan cafe/ tempat nongkrong.
Jalanan menuju blangsere sedikit mendaki, hamparan pohon pinus lah yang
menyemangati di setiap pandangan mata.
Tak ada
sajian istimewa di Cafe yang kami kunjungi. Bukan basi basi, cukup sajian yang
biasa dimakan saja, mie instan dan lainnya sudah cukup menemani sore bersama
kekasih hati. #eaaa
KOTA BLANGKEJEREN, GAYO LUES
Daerah
ini istimewa, bersama si dia yang istimewa, kemanakah kita esok?.
Sebelum
berangkat, saya dan istri cari info terlebih dahulu, mengenai tempat tempat
yang dapat kami kunjungi di blangkejeren. Pagi itu, saya dan istri sepakat
untuk berangkat ke sebuah tempat, Rumah Pohon di Desa Genting, Pining.
Tuhan
telah menjatuhkan secuil surganya ke lembah ini.
Tak
banyak petunjuk, saya bertanya dengan penduduk sekitar, arah jalan yang harus
kami tempuh. Kami harus menempuh jalan yang lumayan mendaki, berliku-liku,
dikelilingi hutan dan jurang yang ramai. Hijau adalah kata biasa, namun tak
bisa ku biaskan keindahan ini. Pemandangan menuju rumah pohon adalah hal indah,
kawan.
Tangan-tangan
usil. Tak tau adab. barangkali dulu bapak moyangnya yang bersekongkol dengan
bangsa mongol untuk meleburkan kota baghdad.
Cuma
lumpur longsor yang bisa membenamkan tindakan kotornya agar tak berlanjut lagi. Inilah
sebagian hutan yang ada di jalan menuju genting. Tak terbayangkan betap
parahnya kerusakan yang terjadi kalau terjadi longsor.
Mengingat
mobil yang saya kendarai adalah sebuah lcgc city car yang bersuspensi rendah,
hal yang terjadi selanjutnya adalah di setiap jalan menurun, berbatu dan
berpasir, saya jadi jantungan. Tapi, akhirnya kita sampai juga.
Sebelum
bersantai di Rumah Pohon, kami memesan kopi aren, teh aren dan mie instan. Kali
ini, sajian yang berasal dari aren adalah hal istimewanya. Bentuknya sebenarnya
tak mirip rumah, hanya ada atap sekenanya, tangga ke atas, dan terdapat sebuah
tempat yang lumanyan luas untuk berdua atau berempat, dan disekeliling tempat
itu dipagari, kita dapat bersantai dan bersandar sambil menikmati pemandangan
indah hutan leuser.
Hiruk
pikuk kota akan membuatmu gila kawan, pergilah kesini, dan akan kau ingat selalu
kehijauan ini, mungkin suatu saat kau kan kembali.
Kami
hanya berdua saja, belum banyak pengunjung datang, sambil menikmati minuman dan
makanan ringan yang ada, dan tentu istri sambil cekrek cekrek pegang kamera dan
hp.
Sebelum
beranjak pulang, saya sempat bertemu dengan rombongan Guru Garis Depan (GGD)
wilayah Aceh, Gayo Lues, yang sedang "berlibur" ke Rumah Pohon di
Genting. Sepertinya tempat ini menjadi tempat mereka kopi darat untuk berkumpul
dan merencanakan sesuatu.
Akhir
kata, saya dan istripun kembali menuju kota blang. Kita menunaikan solat dzuhur
di Mesjid Asal, Desa Penampaan, Mesjid tertua di Gayo Lues, yang konon berusia
+/-500 tahun, yaitu dibangun pada tahun 815 H/ 1412 M.
![]() |
Di jalan pulang, kita nemu ini, singgah dulu nonton bentar. Tapi ini cuma latihan, kalo mau liat race yang sebenarnya, datang aja ke Aceh Tenggara |
Posting Komentar untuk "Rumah Pohon di Tengah Hutan Leuser (Blangkejeren - Gayo Lues)"
Berkomentar dengan santun dan baik. Utamakan akhlak.